Sahabat Catatan Dunia Kuliner, cangkok adalah perbanyakan tanaman secara vegetatif, yang sangat mudah
untuk dilakukan waktu yang tepat pada musim hujan agar tidak perlu
penyiraman setiap hari. Dikutip dari id.wikipedia.org, Dalam petanian, pencangkokan adalah suatu cara perbanyakan vegetatif
tanaman dengan membiarkan suatu bagian tanaman menumbuhkan akar sewaktu
bagian tersebut masih tersambung dengan tanaman induk. Dalam pengertian
teknis di Indonesia, pencangkokan di literatur bahasa Inggris sebagai air layering. Jenis layering lain dikenal di Indonesia sebagai perundukan (ground layering).
Dalam pencangkokan (dikenal juga sebagai marcotting), suatu bagian batang (biasanya adalah cabang) dikerat kulitnya hingga terlihat kayu. Bagian yang terbuka ini lalu dibungkus dengan bahan yang dapat menyimpan air dan kemudian dibebat dengan bahan kedap air, seperti plastik. Hormon tumbuhan perangsang perakaran kadang-kadang diberikan. Setelah beberapa minggu biasanya akar telah cukup banyak terbentuk dan anakan ini dipisahkan dari pohon induk.
Cara Mencangkok, tahapannya adalah sebagai berikut :
- Carilah cabang yang sehat dan kuat dari tanaman yang sudah produktif minimal kira-kira seukuran jari tangan.
- Kerat cabang secara melingkar selebar 5 cm, pastikan tidak melukai bagian kayunya. Lakukan keratan dibawah kuncup daun karena dibawahnya mengandung rhizocaline
- Kelupas kulit cabang sampai terlihat kambium, dan bersihkan kambiumnya sehingga kayunya kelihatan kering dan tidak licin.
- Untuk mempercepat pertumbuhan akar berilah hormon misalnya hetero-auxins, dioleskan diatas sayatan secara melingkar.
- Setelah kayunya kering, tutup luka keratan dengan media perakaran berupa campuran tanah liat, kompos, atau moss.
- Bungkus media perakaran dengan sabut kelapa, plastik yang telah diberi lubang-lubang.
-
Setelah 1,5 bulan pada bibit cangkok akan muncul akar/kalus dan sudah bisa dipotong.
(Sumber: Gapoktan Citraniagatani)
Cangkok dengan Cocopeat
Cocopeat adalah hancuran atau serbuk yang berasal dari sabut kelapa, yaitu limpah hasil dari olahan sabut kelapa yang dipergunakan untuk membuat kerajinan dari keset kaki dan tali. Di Kalimantan Selatan bahan ini mudah didapat di wilayah Kecamatan Anjir Kabupaten Barito Kuala.
Berdasarkan pengalaman, penggunaan bahan ini sebagai media banyak keunggulan dan keuntungan, diantaranya:
- Kelembapan media cangkok tahan lama (lebih dari 3 bulan), sehingga pencangkokan di musim kemarau dapat dilakukan.
- Sifata bahan yang lembut dan remah membuat pertumbuhan akar menjadi sempurna.
- Pencangkokan lebih cepat, praktis, dan mempermudah proses pencangkokan menjadi 3 kali lebih cepat.
- Bahan lebih ringan sehingga tidak menyebabkan batang cangkokan menjadi lentur.
Masukan media yang sudah jadi ke dalam kantong pembungkus gula sebanyak 3/4 bagian kemudian diikat dengan rapat/ Medial telah siap digunakan. Sebanyak 1 karung cocopeat akan diperoleh sekitar 40 bungkus media siap cangkok. Harga cocopeat di pasaran Rp15.000,-/ karung.
Pengcangkokan dilakukan dengan membelah plastik kemudian mengikat pada batang yang akan dicangkok.
Penyemaian
Untuk meminimalisir kematian benih semai dilakukan hal berikut:
- Pemotongan cabang cangkok yang mempunyai akar terlalu banyak dan terlihat saling tumpang-tindih ternyata malah kurang baik.
- Pemotongan yang ideal justru saat pertumbuhan akar masih sedikit namun sudah terlihat mulai menembus batas media (hampir menempel plastik pembungkus), kondisi ini menunjukkan akar sedang aktif.
- Penanaman dilakukan pada polibag dengan ukuran 25 x 30 cm yang telah diisi media dengan komposisi; tanah subur, pupuk kandang, dan sekan mentah dengan perbandingan 2:1:1.
- Penanaman dilakukan dengan membuka plastik dengan hati-hati sehingga media tidak hancur.
- Taruh ditempat yang teduh selama 1 bulan. Kemudian benih dipindah ketempat terbuka untuk penyesuaian hingga benih siap disalurkan.
0 comments:
Post a Comment